Senin, Mei 05, 2008

Biarkan Kedamaian Berawal Dari Diri Kita

Untuk mencapai impian “kedamaian dunia” menjadi kenyataan, kita tidak bisa menyangkal bahwa yang terpenting dalam proses tersebut adalah hubungan antar individunya sendiri. Karena pemikiran tiap individu dihubungkan dengan kelompoknya, maka kedamaian masing-masing individu meningkatkan kelompok itu juga.
Halangan terbesar untuk mencapai kedamaian adalah perasaan takut. Rasa takut tersebut muncul dari pengalaman akan perpisahan. Cinta kasih yang menghubungkan dan menyatukan segala hal, merupakan penangkal rasa takut tersebut. Tugas kita selanjutnya adalah melepaskan pemikiran-pemikiran kuno akan rasa takut dan perpisahan, serta menggantikannya dengan pemikiran akan cinta kasih dan kesatuan. Perubahan ini terjadi sedikit demi sedikit seiring dengan proses kita belajar untuk mewujudkan kedamaian daripada perselisihan.
Ada seseorang yang merasakan bahwa kedamaian merupakan suatu kekuatan yang luar biasa di alam semesta ini. Ketika sekelompok kecil orang tetapi dalam jumlah yang berarti terlibat dalam proses ini, semua umat manusia akan merasakan perubahannya. Kita mempunyai peran yang harus dimainkan di dalam perubahan keseimbangan tersebut, dimana perubahan itu akan membawa umat manusia ke dalam suatu era baru yang penuh dengan kebahagiaan.Biarkan ada kedamaian di bumi ini dan biarkan kedamaian itu berawal dari kita sendiri.

Kita Tidak Dapat Menyembuhkan Apa Yang Tidak Pernah Kita Rasakan

Kita bagaikan sebuah batu intan yang terus-menerus digosok dan disempurnakan. Saat pembersihan dilakukan, cara-cara pikir lama dan pola-pola negative yang muncul akan dihilangkan. Masalah yang belum terselesaikan pada masa lampau harus diselesaikan dahulu. Trauma-trauma lama yang terpendam dalam tubuh akan dilepaskan.
Hal ini bukanlah sesuatu yang buruk – sama sekali jauh dari keburukan. Kenyataan bahwa kejadian-kejadian menyakitkan yang pernah dialami sedang terulang kembali saat ini, merupakan suatu tanda bahwa proses penyembuhan sedang berlangsung. Meskipun kita merasa tergoda untuk lari dari perasaan-perasaan itu, namun biarkanlah diri kita mengalaminya kembali. Pada saat kita membiarkan diri kita merasakan kepedihan, rasa pedih tersebut lambat-laun akan berkurang dan akhirnya menghilang. Tinggalkanlah segala bentuk perlawanan dan pasrahkan diri kita pada proses yang terjadi. Lengkapilah dan majulah. Sekali kita melakukan pekerjaan tersebut, kita tidak perlu mengulanginya. Betapa menyenangkan merasa jadi bebas.

Lebih Baik Menyalakan Lilin

Dengan adanya hal-hal negative disekeliling kita, kita menjadi mudah merasa kewalahan. Hal tersebut terkadang juga membuat kita ingin mencoba untuk melawan hal-hal negative itu atau menentangnya. Namun, seorang guru besar menawarkan suatu cara yang lebih baik, “Bertahanlah untuk tidak menjadi jahat tetapi singkirkanlah hal-hal yang jahat dengan kebaikan.”
Bayangkanlah Anda sedang berada di dalam sebuah ruangan yang gelap. Anda menginginkan kegelapan itu sirna, dengan memaki dan melawannya. Namun, kegelapan tidak juga sirna walau anda telah berusaha keras. Akan tetapi, bila anda menghidupkan lampu, kegelapan akan sirna seketika. Hal ini juga terjadi ketika cahaya kebenaran dipancarkan kedalam suatu situasi maka ketakutan dan ketidakharmonisan akan sirna. Dan ketika anda memberikan pendapat yang positif kepada orang lain atau mengambil tindakan yang bersifat membangun, maka anda telah menciptakan beribu-ribu kebaikan. Tiap tindakan yang baik akan menghasilkan tindakan lain yang baik pula sampai tercipta jaringan cinta kasih dan terang.
Tujuan hidup adalah untuk membuat tempat-tempat yang gelap menjadi terang. Biarkan terangmu bersinar dan tetap mengarah pada kekuatan cinta kasih. Ketika kita telah menghidupkan cahaya rohani kita, dunia akan menjadi seterang sinar bintang di langit. Lalu dimana kegelapan akan tinggal?

Minggu, Mei 04, 2008

Pembelajaran Hidup

Hidup adalah apa yang kita lihat. Hidup adalah apa yang kita dengar. Hidup adalah apa yang kita rasakan. Hidup adalah apa yang kita alami. Dan Hidup adalah apa yang kita lakukan.
Apa yang pernah kita lihat, kita dengar, kita rasakan, dan kita alami dimasa lalu adalah pembelajaran yang telah kita dapatkan untuk hidup dimasa sekarang.
Apa yang pernah kita lihat, kita dengar, kita rasakan, dan kita alami dimasa sekarang adalah pembelajaran hidup untuk masa yang akan datang.
Pembelajaran Hidup tidak hanya kita dapatkan di bangku sekolah. Pembelajaran hidup kita dapatkan dimana saja kita berada. Belajarlah untuk hidup dan hidup untuk belajar.