Rabu, Juni 25, 2008

Menyembuhkan Anak Kecil yang Tinggal Dalam Hati Kita

Pada suatu hari, saya melewati seorang gelandangan yang sedang tidur di jalanan. Saya mengamati wajahnya - kasar, lelah, dan frustasi. Saat saya merasa kasihan dengan keadaanya, ingatan saya kembali ke masa lalu dan membayangkan bahwa dia seperti seorang bayi - penuh dengan harapan dan keinginan. Saya juga menyadari bahwa selain keadaan yang tampak tersebut, ada anak kecil yang tinggal di dalam dirinya. Beberapa hari kemudian, saya baru sungguh-sungguh tahu bahwa ternyata di dalam setiap orang yang saya temui, dan termasuk diri saya, masih terdapat anak kecil yang tinggal didalam hatinya.

Apa yang diinginkan oleh anak kecil ini? Dia ingin dibelai, disentuh, dan disayang. Dia juga ingin dimiliki. Dia ingin bercanda, tertawa, dan bermain. Apa yang dapat diberikan anak kecil ini? Dia memberi kita kehidupan, tenaga, kegembiraan dan vitalitas. Dia memberi kita rasa ingin tahu dan rasa takjub. Dia memberi kita hidup.

Kebanyakan dari kita hanya memberi perhatian yang sangat sedikit kepadanya. Prinsip kebudayaan tentang "perjuangan untuk meraih sukses" dapat membuat hidup menjadi suatu masalah yang "serius", dengan kata lain kita mengalami penderitaan yang sudah biasa - kurangya suatu hubungan dengan alam anak kecil kita dan kegembiraan yang dibawanya.

Dikatakan bahwa, "jika anda tidak menjadi seperti seorang anak kecil, maka anda tidak dapat memasuki Kerajaan Allah". Putusakanlah untuk setiap hari menanyakan anak kecil dalam diri kita mengenai apa yang ia butuhkan atau inginkan. Sisihkan waktu untuk mengetahui dia lebih jauh. Kemudian rasakanlah vitalitas yang kita peroleh dari hubungan kita dengan pusat diri kita...

0 komentar: